Di tengah banyaknya tren busana yang datang dan pergi, ada satu potongan yang terus muncul kembali—kemeja boxy cut. Meski terlihat sederhana, kemeja dengan potongan kotak ini punya daya tarik tersendiri yang membuatnya tetap relevan dalam berbagai era mode.
Bermula dari Seragam Kerja Era 50-an
Kemeja boxy cut awalnya lahir bukan dari dunia mode, melainkan dari kebutuhan praktis. Potongan ini pertama kali populer di kalangan pekerja kasar pada tahun 1950-an, terutama di Amerika Serikat. Dengan desain longgar dan tanpa lekuk tubuh, kemeja ini memberi kebebasan bergerak yang lebih baik bagi pekerja, terutama dalam pekerjaan fisik berat. Desain sederhana dan minim detail ini memastikan kenyamanan tanpa mengorbankan fungsionalitas, menjadikannya seragam kerja ideal. Potongan kemeja ini juga merupakan salah satu yang netral gender, sehingga cocok dipakai oleh siapa saja tanpa memandang jenis kelamin. Desainnya tidak mengikuti lekuk tubuh tradisional, menjadikannya busana yang fleksibel dan nyaman.
Tren Streetwear dan Kemeja Boxy Cut
Dalam dunia streetwear, kemeja boxy cut telah menjadi ikon. Brand seperti Supreme dan Stüssy sering merilis kemeja dengan potongan ini dalam koleksi mereka, memadukan estetika urban dengan gaya kasual yang santai. Tren oversized yang populer di kalangan streetwear semakin mengukuhkan posisi kemeja ini sebagai item wajib bagi para penggemar streetwear.
Popularitas boxy cut juga didukung oleh banyak selebriti dunia yang kerap mengenakannya, seperti Billie Eilish. Ia sering kali memadukan kemeja ini dengan celana jeans longgar atau bahkan celana pendek, memberi kesan santai namun tetap stylish. Desainnya yang serbaguna membuat kemeja ini mudah dipadukan dalam berbagai situasi, mulai dari acara kasual hingga semi-formal.
Jadi, sudah terpikir untuk menjadikan kemeja boxy cut sebagai pilihan gaya lo? Nonton tips dari Wormhole untuk memadupadankan kemeja boxy cut di video ini.